Mengenal Apa Itu HPV Human Papillomavirus, Faktor Risiko, Gejala, Hingga Tips Menghindarinya.

Diposting 31 Desember 2024 oleh Bhro

Apa Itu HPV?

Human papillomavirus (HPV) adalah virus yang sangat umum menginfeksi kulit dan membran mukosa. Virus HPV berkembang di lapisan permukaan kulit dan dapat masuk ke tubuh melalui luka kecil pada kulit. Dengan lebih dari 100 jenis yang telah diidentifikasi, HPV dapat menyebabkan kutil pada berbagai bagian tubuh, seperti tangan, kaki, wajah, hingga kelamin. 

HPV bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan dan sering tanpa menunjukkan gejala awal sama sekali, kecuali bila sudah muncul kutil di permukaan kulit. Meskipun banyak jenis HPV tidak berbahaya, beberapa jenis berisiko tinggi dapat menyebabkan kanker, seperti kanker serviks, vulva, vagina, anus, penis, dan orofaring (tenggorokan).

Sekitar 30 jenis HPV secara khusus menyerang area genital, termasuk vulva, vagina, leher rahim (serviks), penis, skrotum, anus, dan rektum. HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 adalah yang paling umum yang dapat menimbulkan kutil kelamin (genital warts) dan kanker serviks. HPV genital adalah infeksi menular seksual (IMS) yang ditularkan melalui kontak kulit-ke-kulit - paling sering selama aktivitas seksual baik secara vaginal, anal, maupun oral. Virus ini juga dapat menyebar melalui penggunaan bersama alat bantu seks. Pada ibu hamil yang memiliki kutil kelamin akibat HPV, infeksi ini juga bisa ditularkan ke bayinya saat persalinan.

Faktor Risiko Infeksi HPV

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi HPV meliputi:

  1. Daya Tahan Tubuh Lemah
    Sistem imun yang rendah, seperti pada penderita HIV atau mereka yang menjalani terapi imunosupresif, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HPV.

  2. Luka Terbuka pada Kulit
    Luka atau celah pada kulit memudahkan virus masuk ke dalam tubuh.

  3. Sering Berganti Pasangan Seksual
    Risiko infeksi meningkat seiring bertambahnya jumlah pasangan seksual.

      4. Penyakit Menular Seksual Lainnya
          Adanya infeksi menular seksual seperti gonore atau chlamydia dapat meningkatkan risiko infeksi HPV.

      5. Hubungan Seksual Anal
          Seks anal berisiko lebih tinggi karena area ini lebih rentan terhadap cedera mikro yang memungkinkan virus masuk.

Gejala infeksi HPV

Sebagian besar infeksi HPV tidak menunjukkan gejala, dan tubuh sering kali mampu melawannya sebelum menimbulkan masalah. Namun, jika gejala muncul, berikut adalah beberapa jenis yang umum:

  1. Kutil Kelamin (Genital warts)

    • Bentuknya berupa lesi datar, benjolan kecil mirip kembang kol, atau tonjolan dengan tangkai kecil.

    • Pada wanita, biasanya muncul di vulva, sekitar anus, di serviks, atau dalam vagina.

    • Pada pria, kutil kelamin muncul di penis, skrotum, atau sekitar anus.

    • Kutil kelamin jarang menyebabkan rasa sakit tetapi dapat menimbulkan rasa gatal atau nyeri.

  2. Kutil Biasa (Common warts)

    • Muncul sebagai benjolan kasar yang terangkat, biasanya pada tangan dan jari.

    • Sering kali tidak berbahaya tetapi dapat terasa nyeri atau rentan terluka.

  3. Kutil Plantar (Plantar warts)

    • Kutil keras dan bertekstur kasar yang muncul di tumit atau telapak kaki.

    • Dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat berjalan.

  4. Kutil Datar (Flat warts)

    • Lesi datar dengan permukaan halus yang sedikit terangkat.

    • Pada anak-anak sering muncul di wajah, pada pria di area janggut, dan pada wanita di kaki.

Komplikasi serius dari infeksi HPV adalah kanker, khususnya kanker serviks, meskipun kanker lain seperti anus, penis, vagina, vulva, dan tenggorokan juga mungkin terjadi tetapi lebih jarang. Selain itu, kutil kelamin dapat menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Diagnosis dan Tes HPV

Infeksi HPV sering kali tidak menunjukkan gejala, terutama pada kasus tanpa kutil. Namun, untuk mendeteksi infeksi HPV, terutama yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks, dokter dapat melakukan beberapa prosedur berikut:

  1. Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
    Pemeriksaan ini menggunakan cairan asam asetat yang diteteskan pada area kelamin. Jika terdapat infeksi HPV, kulit akan berubah warna menjadi putih, sehingga memudahkan identifikasi sel abnormal.

  2. Pap Smear
    Pap smear bertujuan untuk mendeteksi perubahan sel pada serviks yang mungkin mengarah pada kanker akibat infeksi HPV. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel sel serviks untuk diperiksa di laboratorium.

  3. Tes HPV DNA
    Tes ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan materi genetik (DNA) dari virus HPV, khususnya jenis yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks.

Pengobatan HPV

Tidak ada obat spesifik untuk menghilangkan HPV dari tubuh. Virus akan hilang sendirinya jika tidak menyebabkan komplikasi. Adapun pengobatan yang diberikan semata-mata untuk mengatasi komplikasi yang disebabkan oleh virus. Jenis penanganannya pun juga berbeda tergantung dari masalah yang ditimbulkan.

Pada kasus kutil pada kulit dan kelamin, obat yang diberikan adalah obat oles untuk permukaan yang terinfeksi. Kandungan obat oles tersebut cukup beragam, mulai dari salicylic acid, imiquimod, dan trichloroacetic acid.

Prosedur lain seperti operasi akan dilakukan apabila obat oles yang diberikan tidak berhasil menangani infeksi. Contoh metode operasi yang digunakan untuk menghilangkan kutil akibat HPV adalah elektrokauter, operasi laser dan cryotherapy.

Tips Menghindari Infeksi HPV:

Penularan HPV tergolong sangat mudah dan bisa berlangsung hanya melalui sentuhan kulit. Akan tetapi, risiko infeksi HPV bisa diminimalisir dengan beberapa hal berikut:

1. Vaksinasi

Vaksin HPV sangat efektif dalam melindungi terhadap jenis HPV yang paling umum dan dapat menyebabkan kanker serviks dan kanker lainnya. Vaksin direkomendasikan untuk anak laki-laki dan perempuan pada usia muda sebelum mereka terlibat dalam aktivitas seksual.

2. Gunakan Alat Pelindung

Penggunaan kondom atau penghalang lainnya seperti dental dam dapat membantu mengurangi risiko penularan HPV dan penyakit menular seksual lainnya. Akan tetapi, perlu diingat bahwa HPV dapat menyebar melalui kontak kulit yang tidak tertutup oleh kondom.

Skrining HPV DNA bersifat non invasif dan bisa dilakukan secara mandiri. Kamu dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahlinya sebelum menjalani tes.

ditulis oleh Hamdi Hamdoyo dan dr. Fadhil Ali, MPH

Referensi:
1. Cleveland Clinic. HPV (Human Papilloma Virus) [Internet]. Cleveland Clinic; 2023 [cited 2023 Dec 30]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11901-hpv-human-papilloma-virus

2. Mayo Clinic. HPV infection: Symptoms and causes [Internet]. Mayo Clinic; 2023 [cited 2023 Dec 30]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hpv-infection/symptoms-causes/syc-20351596