Definisi, Klasifikasi, Faktor dan Penanganan Pencegahan Ejakulasi Dini

Definisi

Menurut International Statistical Classification of Diseases and Related Health problems 10th Revision (ICD-10) 2016, ejakulasi dini didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengendalikan ejakulasi secara memadai agar kedua pasangan dapat menikmati interaksi seksual. Sementara itu, International Society of Sexual Medicine (ISSM) 2014 memberikan pengertian yang lebih rinci dan secara langsung membagi ejakulasi menjadi dua yakni, lifelong PE (ejakulasi dini seumur hidup) - ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi sebelum atau dalam waktu sekitar 1 menit setelah penetrasi vagina, sejak pengalaman seksual pertama, serta acquired PE (ejakulasi dini didapat) - berkurangnya waktu latensi (waktu antara dimulainya penetrasi vagina dan saat ejakulasi) yang signifikan secara klinis dan mengganggu, seringkali hingga sekitar 3 menit atau kurang. Lebih jauh, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-V) mendefinisikan ejakulasi dini sebagai pola ejakulasi yang terus-menerus atau berulang yang terjadi selama aktivitas seksual dengan pasangan dalam waktu kurang lebih 1 menit setelah penetrasi vagina dan sebelum individu menginginkannya, di mana gejalanya harus sudah ada setidaknya selama 6 bulan dan harus dialami pada hampir semua atau semua (75–100%) aktivitas seksual.

 

Klasifikasi

Jurnal PubMed Central (PMC) menjabarkan klasifikasi ejakulasi dini yang dirangkum dari berbagai sumber:

Variasi Ejakulasi Dini	Kemungkinan penyebab	Prevalensi pada populasi umum (%)
Lifelong PE (ejakulasi dini seumur hidup)	Gangguan fungsional biologis	2.3–3.2
Acquired PE (ejakulasi dini didapat)	Penyebab medis, psikologis dan interpersonal	3.9–4.8
Variable PE (ejakulasi dini variabel)	Varian normal dari fungsi seksual	8.5–11.4
Subjective PE (ejakulasi dini subyektif)	Pengaruh kultur dan psikologis	5.1–6.4

 

Faktor Penyebab Ejakulasi Dini

Faktor penyebab yang dapat menimbulkan  ejakulasi dini pada pria: 

• Stres. Stres terus-menerus beresiko mengalihkan pikiran dan fokus seseorang saat berhubungan seksual.

• Disfungsi ereksi. Ejakulasi dini dapat diperparah jika seseorang memiliki gangguan disfungsi ereksi, yakni ketidakmampuan mempertahankan ereksi. Hal ini menyebabkan seseorang ingin segera menyelesaikan hubungan seksual, baik sengaja maupun tidak disengaja.

• Penyakit tertentu. Penyakit kronis seperti jantung dapat memicu kecemasan dan mengganggu aliran darah ke penis.

 

Penanganan dan Pencegahan Ejakulasi Dini

Untuk menangani ejakulasi dini di rumah, penggunaan kondom tebal bisa dilakukan untuk mengurangi sensitivitas penis Anda. Sementara itu, untuk mengurangi stres penyebab ejakulasi dini, Anda dapat meminum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter, melakukan aktivitas senam kegel, rutin berolahraga, tidur yang cukup, mengelola stres, dan konseling dengan psikiater. Selain itu, ejakulasi dini  juga bisa dicegah dengan melakukan berbagai cara, misalnya tidak merokok, mengurangi konsumsi alkohol, mengurangi menonton film porno dan melakukan lebih banyak foreplay sebelum berhubungan seksual.
Jika beragam penanganan dan pencegahan di atas tidak berhasil menyembuhkan ejakulasi dini, atau bahkan semakin parah, konsultasikan ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut  penyebabnya, diagnosis yang tepat, dan serta penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.

 

Ditulis oleh Hamdi Handoyo dan dr. Tiara Kirana, Sp.And